Di tengah pandemi COVID-19 yang tengah melanda berbagai negara di dunia membuat kita terpaksa untuk berdamai dengan situasi normal yang baru atau the new normal. Dampak ekonomi pun mulai terasa sehingga banyak perusahaan besar yang harus rela mengurangi karyawan untuk dapat bertahan di situasi saat ini.

Meski demikian, apakah yang bisa kita lakukan untuk dapat bertahan dalam situasi the new normal ini?

 

Lampaui Fear Zone Anda

 

 

Di tengah situasi pandemi, umumnya orang akan mudah merasa gelisah dan sulit untuk melihat sesuatu pada sisi positifnya. Maka, banyak orang saat ini berada di fase fear zone. Di fase ini, orang mudah dipengaruhi oleh orang lain dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Jika kita nyaman berada di fear zone, makan akan sulit untuk kita kembali ke comfort zone kita yang sebelumnya. Semain lama, kita pun akan kesulitan untuk sampai ke tahap learning zone atau growth zone setelah masa pandemic selesai.

Meski begitu, tidak ada jaminan bahwa situasi akan kembali menjadi normal setelah pandemic selesai. Kebiasaan baru sudah terbentuk dan orang-orang yang sudah mulai beradaptasi dengan the new normal akan kesulitan kembali ke kebiasaan sebelumnya.

Maka menjadi penting untuk melihat keadaan saat ini sebagai learning opportunity dan mencari inovasi-inovasi dan peluang baru.

Jika dulu Anda menghabiskan beberapa jam untuk berangkat dan pulang dari tempat kerja, kini Anda bisa memanfaatkan waktu yang dulunya tidak anda miliki untuk kegiatan lain yang menghasilkan uang.

Treat this situation as a game changer.

 

What to Do in Transition Phase

Waktu luang yang kita miliki di saat work from home bisa kita gunakan untuk mengkaji ulang apa yang sudah kita lakukan dan menemukan apa yang bisa kita tingkatkan.

Productivity Evaluation

Mengevaluasi produktivitas dapat menjadi langkah awal yang mudah dilakukan. Coba kaji apakah kegiatan yang selama ini telah kita lakukan dapat menghasilkan suatu value atau nilai? Apakah menghasilkan pertukaran barang atau jasa dengan baik? Apakah koordinasi dengan tim sudah baik?

Perlu diingat bahwa training dan meeting tidak termasuk bagian dari pekerjaan. Mengurangi jam untuk training dan meeting yang kurang efektif bisa jadi langkah ideal untuk meningkatkan produktivitas.

Dari Menjual Barang atau Jasa menjadi Sistem

Dengan memanfaatkan keterbatasan yang ada, kita dapat mulai beralih dari menjual barang atau jasa menjadi menjual suatu sistem. Contoh mudah adalah dengan mengadakan online concert dengan platform digital. Menjual sistem sebagai memory preservation dapat menjadi peluang yang menarik untuk dilakukan.

Dari competitor menjadi pelanggan

Treat your competitor as your customer. Jika perusahaan Anda mempunyai kelebihan di bidang tertentu, Anda bisa menjalin hubungan partner bisnis dengan kompetitor Anda.

Temukan apa yang bisa anda jual ke competitor tanpa membuka rahasia dapur perusahaan Anda.

Margin evaluation

Cari level toleransi margin yang anda perbolehkan untuk perusahaan Anda dan temukan subtitusinya di bidang lain. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya berfokus pada satu bidang saja.

Digitalisasi bisnis (content vs leads)

Temukan bagaimana cara untuk mendapatkan data dalam keterbatasan yang kita alami. Jangan gunakan waktu terlalu lama untuk membuat content saat memulai bisnis digital sehingga tidak bisa mencari leads.

Perkuat jejaring (networking) klien anda dengan melakukan webinar, training atau seminar yang dapat memperkuat engagement perusahaan dengan klien atau masyarakat.

Value = benefit – cost

 

Saat benefitnya besar, maka cost menjadi tidak relevan (perceived cost). Sehingga menjadi penting untuk Anda menonjolkan benefit produk anda. Untuk bisa mempertahankan bisnis Anda, buat lah orang berpikir bahwa benefit yang akan didapatkan jauh lebih besar dari cost yang dikeluarkan.

 

Peran Pemimpin Dalam Mengarahkan

Kurangnya arahan pemimpin atau leader dapat menyebabkan karyawan menjadi kurang aktif dan produktif.

Para leader dapat mulai mendorong karyawan untuk mengikuti berbagai webinar atau training yang saat ini banyak diadakan. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh leader:

Inspire

Menginspirasi karyawan adalah cara yang natural untuk memotivasi mereka belajar skill baru.

Sebagai leader, mulailah belajar skill yang dapat membantu karyawan untuk mengerjakan pekerjaan mereka sehari-hari dan sampaikan pada mereka bahwa skill tersebut akan sangat membantu perusahaan jika mereka mempelajarinya. Tugas anda sebagai leader adalah mengarahkan apa yang perlu mereka pelajari dan yang tidak perlu.

Peer Pressure

Karyawan akan lebih mudah termotivasi untuk mempelajari sesuatu jika karyawan lain menjadi acuannya. Sebagai leader, Anda bisa dengan pelan-pelan menggunakan peer-pressure agar bawahan Anda termotivasi untuk mempelajari sesuatu.

Dalam perspektif karyawan, bagaimana encourage diri sendiri untuk lebih aktif? Yaitu dari mengerti visi dan misi pribadi dan memahami bahwa every knowledge is not a waste. Pikirkan kembali visi dan misi pribadi serta tahu skill apa saja yang dapat membantu Anda bekerja dengan lebih baik.