
Manfaat design thinking untuk bisnis – Volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas sangat terasa di era globalisasi. Jika tidak dapat mengubahnya, maka kita harus belajar menghadapinya dengan ikut merubah cara lama, lalu memikirkan ide-ide baru sebagai solusi masalah. Dalam hal ini, design thinking akan menjadi sangat berharga.
Sejarah Design Thinking
Dasar-dasar design thinking sudah dikembangkan selama periode Bauhaus di tahun 1920-an. Kemudian di tahun 1960-an pendekatan ini disempurnakan oleh British Design Council. Metode design thinking di tahun 1960-an muncul sebagai pendekatan khusus untuk pemecahan masalah secara kreatif. Beberapa penulis yang mempelopori pembahasan tentang design thinking, yakni John E. Arnold di dalam bukunya yang berjudul “Creative Engineering” (1959) dan L. Bruce Archer di dalam bukunya yang berjudul “Systematic Method for Designers” (1965).
Dalam konferensi, istilah ‘Design Thinking’ ini pertama kali digunakan di awal 1990-an. Pendiri gerakan Design Thinking yakni Terry Winograd, Larry Leifer, dan Tom Kelly juga memasarkan konsep tersebut pada agensi mereka. Pada tahun 2005, Hasso Plattner – pendiri dan mantan ketua SAP – menyadari potensi metode ini. Kemudian ia mendirikan Institut Hasso Plattner di Potsdam, yang dianggap sebagai inti dari gerakan design thinking di Jerman.
Apa itu Design Thinking?
Design thinking adalah istilah yang digunakan untuk mewakili serangkaian proses kognitif, strategis, dan praktik dalam rangka memecahkan masalah dan menciptakan solusi yang inovatif. Design thinking menggunakan pendekatan sistematis, non-linier, dan praktis untuk menemukan ide dan memecahkan masalah kompleks.
Dalam hal ini, keinginan dan kebutuhan pengguna menjadi fokusnya. Kelayakan teknis dan efektivitas biaya dari ide-ide tersebut merupakan titik fokus selanjutnya. Pada saat yang sama, mewakili kondisi dalam menerapkan prosedur proyek agar mencapai sukses. Design thinking dikaitkan pula sebagai resep inovasi untuk sebuah produk dan layanan dalam konteks bisnis maupun sosial.
Design thinking mencakup aktivitas seperti analisis konteks, pengujian pengguna, penemuan dan pembingkaian masalah, pembuatan ide dan solusi, pemikiran kreatif, pembuatan sketsa dan gambar, pembuatan prototipe, dan evaluasi. Fitur inti dari design thinking meliputi kemampuan untuk:
1. Menyelesaikan Wicked Problem
Jenis masalah ini tak hanya kompleks, tetapi umumnya juga sulit untuk ditelaah mana awalnya, tengah, maupun ujung permasalahannya. Bahkan, jika menggunakan solusi yang tidak tepat atau yang biasa diterapkan, dapat berkemungkinan mengundang permasalahan baru.
2. Mengadopsi Strategi yang Berfokus pada Solusi
Pembingkaian masalah, menerimanya, lalu mengeksplorasi hingga dapat menafsirkan ulang atau merestrukturisasi masalah yang ada, agar mencapai pembingkaian masalah. Selanjutnya menetapkan saran menuju solusi.
3. Menggunakan Penalaran Abduktif dan Produktif
Desainer memulai dengan pengamatan tak menyeluruh atau tak lengkap. Kemudian berlanjut pada penjelasan yang memiliki kemungkinan lebih besar. Penalaran abduktif didasarkan pada pengujian hipotesis yang berasal dari beragam informasi yang tersedia.
Sering kali desainer akan mengamati suatu fenomena yang tidak ada penjelasan yang jelas. Seluruh informasi masalah yang tersedia, ditambahkan pengalaman, dan penggunaan analogi, semua akan dihimpun untuk menebak atau menyimpulkan solusi yang paling mungkin untuk diterapkan. Ini telah ditafsirkan sebagai bentuk penalaran abduktif Peirce, yang disebut innovative abduction.
4. Menggunakan Media Pemodelan Grafis/Spasial Non-Verbal
Representasi dan pemodelan, misalnya membuat sketsa dan prototipe.
Secara konvensional, design thinking dikomunikasikan sebagian besar dalam wujud visual atau objek untuk menerjemahkan keabstrakan menjadi objek konkret.
Apa Manfaat Design Thinking untuk Bisnis?
Apabila cara kerja tradisional tidak lagi efektif dalam menghadapi persaingan yang makin ketat, kita harus mempertimbangkan untuk menerapkan cara berpikir baru. Design thinking adalah langkah pertama menuju inovasi. Alasan utama menggunakan design thinking adalah cara kreatif untuk memecahkan masalah yang kompleks dan untuk mengembangkan ide-ide luar biasa bagi produk, layanan, dan area bisnis baru.
Selain itu, dalam sebuah penelitian dengan IBM, perusahaan riset pasar Forrester menemukan bahwa penggunaan design thinking juga mempermudah dalam mencapai peningkatkan kepuasan pelanggan dan memprioritaskan peluang pasar baru yang strategis.

Manfaat Design Thinking untuk Bisnis
Secara historis, dahulu desainer design thinking cenderung hanya terlibat di bagian akhir dari proses pengembangan produk baru, memusatkan perhatian pada estetika dan fungsionalitas produk. Kini, banyak bisnis dan organisasi yang menyadari kegunaan design thinking di seluruh kebijakan dan praktik organisasi.
Design thinking juga telah digunakan dalam berbagai jenis bisnis dan organisasi sosial agar menjadi lebih konstruktif dan inovatif. Pada tahun 2000-an ada pertumbuhan yang signifikan terkait minat terhadap design thinking yang mampu menjadi katalis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam bisnis.
Design Thinking dalam Pendidikan
Semua bentuk pendidikan profesional dapat diasumsikan mengembangkan design thinking pada siswa. Meskipun umumnya hanya secara implisit, tetapi design thinking kini juga mulai secara eksplisit diajarkan dalam pendidikan professional, terutama di tingkat universitas terkait dengan studi bisnis dan inovasi. Di sektor pendidikan K-12, design thinking digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan mempromosikan pemikiran kreatif, kerja tim, dan tanggung jawab siswa untuk belajar
Design Thinking dalam Ilmu Komputer
Design thinking berpusat pada penggunanya yakni manusia. Dalam ilmu komputer, ini menjadi metode dominan dalam designing human – computer interfaces, selama lebih dari empat puluh tahun. Design-thinking juga merupakan pusat konsepsi terbaru dari pengembangan perangkat lunak secara umum.
Design Thinking & Innovation
Bekerja dengan proses design thinking memungkinkan kreativitas terstruktur. Proses ini membantu tim memahami masalah, kemudian menyelesaikannya secara kreatif. Sebuah perbedaan dibuat antara ruang masalah dan ruang solusi. Telah banyak bisnis, perusahaan, dan organisasi menerapkan design thinking, karena menyadari manfaatnya.
Bagaimana dengan bisnis Anda? Artikel kali ini hanya sekelumit kecil mengenai design thinking. Briktru Indonesia mengajak Anda untuk mengetahui lebih dalam mengenai design thinking. Segera daftarkan diri Anda dalam rangkaian program Empowerment Series Season 2.
Salah satu program Empowerment Series akan membahas mengenai design thinking and Innovation. Program ini tentunya akan bermanfaat bagi bisnis, perusahaan, maupun organisasi Anda. Empowerment Series Season 2 akan diselenggarakan pada tanggal 8 – 22 April 2022 via ZOOM. Pendaftaran, silakan hubungi tim Briktru Indonesia >> Denny 0856 9876 762 atau Emi 0813 2929 4899 atau Novia 0812 1865 3042
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Design_thinking