Apa Itu Design Thinking – Bagi perusahaan yang berdiri di saat ini untuk menggunakan design thinking. Sebab, keunggulan kompetitif makin singkat. Maksudnya, adalah ketika sebuah perusahaan berhasil mendapat keunggulan di pasar, waktunya tidaklah lama hingga kompetitor akan merebut keunggulan tersebut. Datangnya kompetitor pun sulit diprediksi sebab tidak mesti berasal dari jenis industri serupa. Kompetitor juga bisa berasal dari jenis industri lain maupun dari startup yang beroperasi belum lama.
Apa contohnya? AirBnB yang mampu mendisrupsi jenis industri perhotelan. Apple mendisrupsi jenis industri music. Ada pula Gojek yang mampu mendisrupsi jenis industri transportasi dalam waktu relatif singkat. Karena itulah, setiap perusahaan perlu berinovasi agar dapat terus bertahan di tengah persaingan yang ketat. Design Thinking dapat menjadi cara menemukan inovasi guna menghadapi berbagai tantangan.
Apa Itu Design Thinking
Apa yang Dimaksud Design Thinking?
Berdasarkan KM Institut Teknologi Bandung, design thinking merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah. Meliputi proses, keterampilan, serta pola pikir kompleks. Metode ini akan membantu menghasilkan solusi dalam menyelesaikan masalah. (Sumber: Shelley Goldman)
Proses design thinking kerap berulang karena adanya upaya memahami, mempertanyakan asumsi, serta mendefinisikan kembali suatu masalah. Tanpa upaya tersebut, akan sulit mengidentifikasi strategi yang akan diterapkan. Selain itu, akan sulit pula untuk menemukan solusi utama maupun solusi alternatif, yang bisa jadi tidak terlihat pada level pemahaman awal.
Di saat yang bersamaan, design thinking juga merupakan pendekatan yang berbasis pada solusi dalam pemecahan masalah. Metode ini dapat dipakai saat menghadapi masalah bisnis, sosial hingga masalah pribadi.
5 Langkah Design Thinking
Metode ini membingkai suatu masalah dengan berpusat kepada manusia, melakukan brainstorming dan menghasilkan banyak ide, lalu mengadopsi sebuah pendekatan praktis dalam rangka membuat prototype, hingga masuk pada tahap pengujian. Berikut penjelasan singkat tentang 5 langkah dalam Design Thinking:
1. Berempati (Empathise)
Langkah awal design thinking yaitu proses berempati terhadap masalah yang sedang dicoba untuk diselesaikan. Pada langkah ini, para ahli di bidang yang relevan akan dilibatkan dalam konsultasi, dengan tujuan mempelajari secara mendalam mengenai masalah yang sedang dibedah. Selain itu, upaya mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang juga dilakukan untuk memahami pengalaman mereka. Dengan demikian, ini akan memberikan pemahaman secara pribadi yang lebih luas dan jelas mengenai suatu masalah.
DIIB (Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis) dari Universitas Indonesia merumuskan tiga tahapan saat melakukan langkah awal (Empathise), yakni Observe, Engage, dan Immerse.
• Amati (Observe)
Mengamati apa yang dilakukan oleh orang (user), sekaligus mengamati cara mereka berinteraksi dengan lingkungan. Dalam tahapan ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh mereka (user).
• Terlibat (Engage)
Keterlibatan langsung bisa membantu mengungkap cara pikir dan apa saja nilai-nilai yang user pegang. Dengan demikian, kita akan mengetahui pandangan user melalui cerita dan hal-hal yang mereka lakukan.
• Merasakan (Immerse)
Sesudah mengamati dan melibatkan diri, terjun langsung untuk merasakan bagaimana pengalaman yang dialami user. Temukan situasi atau kondisi serupa, atau berupayalah untuk menciptakan yang serupa agar pengalaman yang dialami user benar-benar dapat dirasakan oleh diri sendiri.
Sebagai designer, pada umumnya masalah yang sedang dicoba untuk diselesaikan bukanlah masalah yang dihadapi diri sendiri. Melainkan, masalah yang dihadapi kelompok tertentu (user). Karenanya, memahami diri user dan mengetahui apa yang sekiranya penting bagi mereka menjadi hal utama. Empathy map bisa dipakai guna memahami user maupun membangun sebuah pemahaman yang luas di belakang keinginan, kebutuhan, dan masalah pengguna. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan pendukung dalam empathy map :
Terkait tujuan dan fokus dan tujuan:
“Untuk siapakah empathy map ini dibuat?”
“Apa saja outcome yang ingin dihasilkan?”
analisis yang berhubungan dengan faktor eksternal:
“Apa yang dilihat, didengar, dilakukan, dan dikatakan user?”
analisis yang berhubungan dengan faktor internal:
“Apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh user?”
2. Menentukan (Define)
Langkah kedua design thinking adalah Define. Ketika melakukan langkah ini, designer mengumpulkan semua informasi yang diperoleh saat melakukan langkah empathize. Di sinilah analisa serta mensintesis pengamatan, agar dapat lebih jelas mengidentifikasi masalah inti. Berfokuslah pada user yang spesifik, berdasarkan insight dan kebuthan user. Langkah define ini membantu desainer atau tim mengumpulkan berbagai ide-ide yang nantinya memungkinkan dijadikan pemecahan masalah.
3. Menghasilkan Ide (Ideation)
Dalam langkah ini, designer akan menghasilkan ide-ide. Setelah melakukan dua langkah sebelumnya, rekam jejak telah dimiliki. Oleh sebab itu, designer dan tim seharusnya sudah mampu untuk mulai menghasilkan ide maupun cara alternatif dalam melihat masalah yang sedang diidentifikasi solusinya.
Ada banyak teknik untuk membangkitan ide, brainstorming, skenario terburuk, mind map, membuat sketsa, brainwriting, dan SCAMPER. Brainstorming maupun kemungkinan skenario terburuk kerap digunakan untuk mendorong pemikiran yang bebas serta memperluas ruang permasalahan.
4. Prototype
Di dalam langkah menghasilkan prototype, tim harus menghasilkan produk dengan dimensi lebih kecil dan biaya rendah, ataupun fitur spesifik yang akan ditemukan pada produk jadi. Dengan demikian, dapat mengeksplorasi alternatif solusi yang ditemukan pada langkah sebelumnya. Prototype juga dapat berupa role play yang nantinya dapat diuji dalam tim maupun departemen lain.
5. Uji Coba (Test)
Desainer melakukan pengetesan atau uji coba ketat pada produk yang akan dijadikan solusi untuk user. Ini merupakan langkah akhir design thinking. Namun, dalam proses yang berulang, apa yang dihasilkan pada langkah ini umumnya digunakan untuk identifikasi kembali dan menginformasikan penggunaan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dilakukannya perbaikan atau perubahan. Dalam langkah uji coba, tujuan utamanya untuk memastikan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi tiga langkah sebelumnya. Sehingga pada akhirnya, designer memiliki gagasan lebih baik mengenai kendala yang melekat dalam produk (barang/jasa).
Mengapa Perlu Design Thinking?
Selain metode Design Thinking, tentunya ada metode inovasi lainnya. Namun, mengapa design thinking sebaiknya digunakan? Atau setidaknya mencoba metode Design Thinking? Kebanyakan kita mungkin telah mendengar atau mengetahui bagaimana metode ini berhasil mendorong keluarnya kreativitas secara utuh hingga mampu menghasilkan suatu inovasi.
Mengapa dapat terjadi demikian? Secara fundamental, seorang pakar Design Thinking bernama Jeanne Liedtka berpendapat bahwa kekuatan utama dari Design Thinking yakni metodologinya. Design thinking melawan secara halus kecenderungan sifat buruk manusia yang menjadi penghalang berkreativitas dan berproses untuk menghasilkan inovasi.
Nilai tambah Design Thinking yaitu pendekatan inovasinya adalah customer centric atau human centric. Adakah inovasi yang tidak customer centric? Ada. Contohnya, inovasi yang berfokus pada kompetitor. Kompetitor dijadikan sebagai acuan dalam inovasi, misalnya mengacu pada tren yang diakukan kompetitor, sehingga ada kecenderungan upaya mengeluarkan inovasi secepatnya dibandingkan kompetitor, bahkan walaupun inovasi tersebut tergolong kecil.
Design Thinking perlu untuk dikuasai oleh staf-staf penting dalam perusahaan, agar dapat berinovasi meraih keunggulan dengan menangkap peluang baru. Perdalam kemampuan design thinking sumber daya manusia di perusahaan Anda. Briktru Indonesia siap menjadi partner terbaik untuk meningkatkan kemampuan karyawan, dengan training yang menerapkan evaluasi level 3. Tim Briktru Indonesia dengan senang hati akan memberikan informasi selengkapnya, mengenai servis yang kami tawarkan.
Briktru Indonesia:
Denny P. Ardityo : wa.me/628569876762
Emi Handayani : wa.me/6281329294899
Vini Indrianti : wa.me/6287877392447
Referensi:
https://km.itb.ac.id/2022/02/06/design-thinking/
https://distp.ui.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/Design-Thinking2.pdf